Home » » Kota Tarutung Sebelum Di Mekarkan

Kota Tarutung Sebelum Di Mekarkan

Selain sebagai pusat pemerintahan tingkat II Kabupaten Tapanuli Utara, Tarutung juga sebagai pusat gereja HKBP (Huria Kristen Batak Protestan). Kota Tarutung pernah dijuluki sebagai kota terbersih di seluruh Indonesia pada tahun 1960-an.

Tidak salah dalam lagu ciptaan Nahum Situmorang “Rura Silindung” bahwa lembah Silindung yang begitu indah akan selalu dikenang warga yang pernah singgah di sana. Itulah kalimat dari sebagian teks lagu tersebut.

Dengan panjang lembah sekitar 12 kilometer, mulai dari Sipoholon sampai Pansur Napitu, dengan lebar 2 kilometer, ternyata telah banyak menyimpan sejarah yaitu mulai pertama masuknya Nommensen ke Rura Silindung dalam mengabarkan agama Kristen. Juga dengan adat-istiadatnya yang masih kuat sampai sekarang. Di tengah lembah Silindung inilah Kota Tarutung berada.

Puluhan tahun silam Kota Tarutung pernah juga dijuluki Kota Paris di malam hari, karena banyak cahaya lampu bertabur di Kota Tarutung bila kita melintas dari Hutabarat dan Tangsi Kodim Tarutung. Ternyata julukan itu hanya tinggal nama.

Itulah kalimat Ompu Paskah Simaremare (62) yang suatu ketika diwawancarai Koran Tapanuli di rumahnya di Simaungmaung Dolok Tarutung.

Kota Tarutung merupakan jalur lintas Sumatera yang dikelilingi objek wisata seperti Sungai Sigeaon yang membelah Kota Tarutung, Pemandian Air Panas Sipoholon, Pemandian Air Panas Ugan, Pemandian Air Panas Sait ni Huta, Pemandian Air Panas Hutabarat, Pemandian Air Soda Parbubu, hingga Goa Siraja Nabarat.

Pearaja sebagai Kantor Pusat HKBP, di sini kita akan menemui salah satu Gereja HKBP tertua di seluruh dunia. Salib Kasih di Tarutung, menurut sejarah, di sinilah pertama sekali Nommensen bersujud sebelum turun ke lembah Silindung dalam mengabarkan agama Kristen. Kini pengembangannya kurang diperhatikan oleh pemerintah daerah dan pengelola maupun anak rantau yang telah banyak berhasil dari daerah ini.

Kalau ada kerjasama antara pemerintah setempat dengan warga yang mengelola lokasi wisata tersebut mungkin pembangunan di Kota Tarutung tidak jalan di tempat seperti sekarang ini.

Sementara menurut S. Lumbantobing, warga Tarutung, kalau di Silindung ini masih condong tanah adatnya, dalam arti di dalam mengembangkan pembangunan di daerah ini warga masih susah untuk memberikan sebagian tanahnya untuk memfasilitasi pembangunan.

Sebenarnya anak rantau dari Tarutung sudah banyak yang berhasil, baik sebagai pengusaha maupun pejabat di instansi pemerintahan, tetapi perhatian mereka untuk membangun bonapasogit sangat minim. Bila dibandingkan dengan kabupaten tetangga seperti Kabupaten Samosir dan Kabupaten Toba Samosir, di mana Kabupaten Tapanuli Utara dulu sebagai kabupaten induk, tampaknya pembangunan di kabupaten baru tersebut sudah jauh lebih maju daripada Kabupaten Tapanuli Utara sekarang ini, baik itu prasarana jalan, pertanian, maupun pariwisata, kata S. Lumbantobing.

Sumber
Share this article :

Posting Komentar

 
Support : Facebook
Copyright © 2011. Tarutung Community - All Rights Reserved
Published by Parhuta-huta
Proudly powered by Blogger